Berikut kisah dari Arti dari sebuah Kejujuran Beberapa puluh tahun silam, tatkala mendiang Prof. Dr. Baharudin Lopa masih hidup dan menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulewesi Selatan, panggunag hukum Indonesia geger oleh munculnya sosok Lopa yang jujur, anti korupsi, dan nyali bak harimau. Ia tidak kenal warna abu-abu, sebab bagi dia warna itu hanya hitam dan putih. Benar atau salah...
Ada banyak cerita tentang kejujuran mantan Jaksa Agung (2001) dan mantan Menteri Kehakiman (2001) ini. Ketika Lebaran menjelang, ia tegaskan kepada anak buahnya untuk tidak menerima parsel Lebaran. Ia menggelar jumpa pers yang di antaranya mengumumkan kepada seluruh aparat kejaksaan Sulawesi Selatan tidak terima hadiah dalam bentuk apapun.
Ketika tiba dirumah, ia melihat ada dua parsel dirumahnya. .."Eh, siapa yang kirim parsel ke seini," ucap Lopa dengan raut masam. Seisi rumah bungkam kerena tahu Lopa geram, Lopa kemudian terkejut ketika melihat salah satu parsel tersingkap sekitar 10 cm.. "Aduh, siapa yang membuka parsel ini?"
Seorang putrinya maju ke depan dan dengan jujur menyakatan dialah yang membukanya dan mengambil sebuah cokelat. "Mohon maaf ayah," ujar anak perempuan itu. Lopa menghela napas, ia tidak bisa marah kepada putrinya, tetapi tidak urung ia memperingatkan untuk tidak melakukan hal itu lagi. Pria Mandar ini menyuruh putranya membeli cokelat dengan ukuran dan jenis yang sama. Cokelat itu dimasukkan kedalam bungkusan dan segera dikembalikan kepada pengirimnya.
Suatu hari ia bercakap-cakap dengan istrinya dan mengajak istrinya menghitung tabungan mereka..."Oh, uang itu sudah cukup untuk uang muka mobil Toyota Kijang," ujar Lopa.
Maka datanglah ia ke distributor mobil di Makassar. Ia langsung menemui ditektur utama perusahaan, Lopa lalu menyampaikan keinginannya untuk membeli mobil dengan uang muka sekian rupiah, sisanya dicicil.. Sang dirut menawarkan diskon yang biasa ia berikan kepada teman-temannya yang lain.
Lopa terkejut ketika tahu besaran diskonnya. Sebab bagia dia, diskon lebih dari 3 persen dari harga barang sudah melampaui batas kepantasan. Saudagar tersebut menyatakan.,, "Saya penjual, saya hendak beri berapa persen diskonnya kan terserah saya, bukankah itu wilayah saya?"..
Lopa tetap menolak dan menyatakan diskon hanya 3 persen. .. Akhirnya usahawan itu mengalah dan menerima keinginan Lopa.. Belakangan, urusan ini urusan ini membuat ia kikuk karena setiap bulan Lopa datang sendiri menyetor cicilannya. Dan penyetoran itu jauh sebelum tanggal jatuh tempo.. Bukan apa-apa, Lopa adalah temannya, ia kikuk harus menerima cicilan langsung dari teman dekat selama bertahun-tahun. Akan tetapi ia menghormati Lopa yang memegang teguh prinsip hukum yang "serba hitam putih" itu.
Cerita tentang Lopa yang jujur menjadi semacam legenda di panggung hukum Indonesia.. Suatu hari, ia hendak menunaikan ibadah haji, kemudian teman sekolahnya sejak SD hingga perguruan tinggi yang sukses sebagai pengusaha memberinya 10.000 dolar AS. Lopa terkejut dengan pemberian tersebut,, pada kesempatan pertama ia datang ke rumah temannya dan mengembalikan uang itu.. Lopa berkata ,, "Saya tahu engkau ikhlas, akhlakmu terpuji.. saya tahu pula usahamu berjalan di jalur lurus. Namun, maafkan saya, saya tidak bisa menerima uang ini. Kita bersahabat saja ya." Pengusaha itu tidak bisa berkata apa-apa kecuali mengusap air mata karena terharu.
Lopa mengungkapkan, seorang penegak hukum mutlak beritegritas. Ia boleh hidup ekstra sederhana, tetapi tidak bisa menjadi alasan untuk menerima apapun dari siapapun. Banyak di antara masyarakat tidak menyadari, tegaknya hukum menentukan kinerja ekonomi.. sebab munculnya supremasi hukum akan membuat pelaku bisnis tenang. Kalaupun bisnisnya "diusik", para pebisnis itu akan tenang karena ada hukum. Jaksa akan menjalankan tugasnya dengan baik dan hakim akan menjatuhkan vonis yang sesuai hukum dan keadilan..
Sebenarnya gaji seorang pejabat sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya ,, tapi ntah kenapa ia ingin memperkaya diri dengan cepat dan cuma bermodal tanda tangan persetujuan .. akhirnya uang hasil korupsi miliaran rupiah hanya diam di bank dengan tenang, sedangkan dirinya dihantui rasa ketakutan saat ada yang mengetuk pintu rumahnya
Arti dari sebuah Kejujuran
4/
5
Oleh
I Wayan Budiana