Maretta Astri Nirmanda mengawali kesuksesannya dari berbekal menjadi juara runner up pada kontes Rencana Bisnis Kreatif yang diselenggarakan kementrian perdagangan pada tahun 2010. Ide bisnis kembali muncul saat Ivan mengontaknya pada Juli 2010, untuk ikut lomba Kontes Rencana Bisnis Kreatif 2010 yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan. Waktu itu, Retta langsung mengiyakan, dengan ide bisnis di bidang kuliner. Namun, karena kuliner belum masuk subsektor industri kreatif, ia pun harus mengganti idenya. Retta teringat pada ide Gilang M. Iqbal (27), teman kuliahnya, yang membuat tugas akhir tentang batik on denim. Ide ini menarik. Saat itu batik lagi booming dan batik di atas denim yang sifatnya komersial belum ada. ujarnya. Bertiga, mereka maju mempresentasikan business plan tentang ‘batik on denim’ tersebut. Berbekal pengalaman tersebut, Retta dan timnya segera berbenah. Mereka serius membuat katalog produk dengan clothing line bernama Lazuli Sarae.Lazuli diambil dari kata lazhward, bahasa Persia, yang artinya biru. Sementara sarae dalam bahasa Sunda yang berarti bagus. Jika digabungkan, nama ini terdengar seperti brand luar negeri, dengan tujuan produk kami goes global, jelas Retta.
Tak hanya itu, Retta memutuskan untuk mendaftarkan bisnisnya sebagai badan usaha. “Meski menelan biaya belasan juta dari modal kami, dengan dikukuhkan sebagai badan usaha, akan mempermudah transaksi dan memperluas kesempatan bisnis,” ungkap Retta. Bulan Maret 2011, lahirlah CV Sarae.
Di usia yang relatif muda, memiliki ide unik kreasi batik yang dilukis khusus di atas bahan jeans serta kejeliannya memanfaatkan semua material yang ada sebagai sarana promosi yang tepat, telah membuat kagum juri Lomba Wanita Wirausaha Femina 2012. Pantaslah, jika kemudian ia dinobatkan sebagai The Most Potential Entrepreneur. “Desainnya sangat bagus dan sesuai dengan anak muda,” ungkap Anne Avantie, salah satu juri lomba. “Ini semua di luar ekspektasi saya. Masuk ke dalam 25 finalis saja, saya sudah sangat bersyukur. Saya tak menyangka meraih juara kategori khusus,” ujar wanita berkacamata minus ini.
Di usia yang relatif muda, memiliki ide unik kreasi batik yang dilukis khusus di atas bahan jeans serta kejeliannya memanfaatkan semua material yang ada sebagai sarana promosi yang tepat, telah membuat kagum juri Lomba Wanita Wirausaha Femina 2012. Pantaslah, jika kemudian ia dinobatkan sebagai The Most Potential Entrepreneur. “Desainnya sangat bagus dan sesuai dengan anak muda,” ungkap Anne Avantie, salah satu juri lomba. “Ini semua di luar ekspektasi saya. Masuk ke dalam 25 finalis saja, saya sudah sangat bersyukur. Saya tak menyangka meraih juara kategori khusus,” ujar wanita berkacamata minus ini.
Kisah Sukses Maretta Astri Nirmanda
4/
5
Oleh
I Wayan Budiana