Saturday, October 5, 2013

Kisah Sukses Puspo Wardoyo Merintis Bisnis Ayam Bakar Wong Solo

Kisah Sukses Puspo Wardoyo
Puspo Wardoyo yang terkenal karena merintis usaha Waralaba Ayam Bakar Wong Solo dari bawah sampai sukses seperti ini. Dari dulu Puspo Wardoyo sudah terbiasa berurusan dengan ayam karena orang tuanya penjaja ayam. Dari kecil Puspo Wardoyo sudah sering membantu orang tuanya menyemblih ayam sampai menjajakannya didekat kampus UNS. Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3×4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.

Promosi dari mulut ke mulut membuat warungnya semakin terkenal. Terlebih lagi ketika seorang wartawan daerah membuat tulisan seputar “Wong Solo”, semakin ramai saja orang yang datang makan ke warungnya. Pernah suatu hari dia kewaalahan memenuhi pesanan pelanggan. Di saat tiga ekor ayam jualannya habis, datang pembeli lain yang bersedia menunggu asalkan Wardoyo mau mencari ayam baru ke pasar. Diapun memenuhi permintaan pelanggan tersebut dengan membeli tiga ekor ayam lagi. Namun datang lagi pelanggan lain yang juga bersedia menunggu Wardoyo mencari ayam ke pasar. “Seharian itu, hingga larut malam saya pontang panting ke pasar untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berdatangan,” kata Wardoyo mengenang.

Bersamaan dengan bertambahnya pelanggan, dua tahun kemudian Wardoyo memperluas warungnya hingga layak disebut rumah makan. Jiwa seni Wardoyo nampak tergurat pada bentuk bangunan dan penampilannya yang cenderung “nyleneh”. Dalam bentuk bangunan, misalnya, Wardoyo tak segan-segan mengeluarkan uang cukup besar untuk membayar seorang arsitek guna mewujudkan imajinasinya terhadap suatu bentuk bangunan.

Perpaduan seni dan entrepreneurship Wardoyo (Jiwa Pengusaha) juga tertuang dalam pendekatan terhadap konsumen. Saya berusaha menghafal nama-nama semua pelanggan saya. Sehingga sewaktu mereka datang saya harus menyambut mereka dengan menyebut namanya, papar Wardoyo. Inilah yang disebutnya sebagai “menjadikan pelanggan sebagai saudara”.

Related Posts

Kisah Sukses Puspo Wardoyo Merintis Bisnis Ayam Bakar Wong Solo
4/ 5
Oleh